Kamis, 02 Juli 2015

-BOOK REVIEW- The Little Yokozuna (Author: Wayne Shorey)

Berhubung ini adalah buku berbahasa Inggris, jadi aku akan mereviewnya  ke bahasa Indonesia.:)

Buku ini sebenarnya sudah lama sekali dibeli, sekitar tahun 2009, di Book Fair Senayan. Dan harganya sangat murah, hanya Rp 5.000,00 (wow). Mungkin karena buku ini sudah lama terbit, sekitar tahun 2003.
Karena dulu masih malas membaca novel berbahasa Inggris (karena harus  bolak-balik buka kamus /lel) akhirnya tidak selesai dibaca hingga bertahun-tahun kemudian. Dan hingga akhirnya, sekitar bulan April / Mei kemarin, aku mencoba membacanya dari awal hingga akhir. Dengan bantuan kamus dan mbah Gugel, akhirnya beberapa hari yang lalu buku ini bisa kuselesaikan (meskipun tidak semua kosa kata artinya kudapatkan).


Judul Buku                          : The Little Yokozuna
Pengarang                           : Wayne Shorey
Penerbit                               : Tuttle Publishing
Tahun                                   : 2003 
Tebal                                    : 172 halaman
Cover                                   : Paperback, soft cover
Harga Buku ( Dalam US$) : $7.95

Karena aku tidak pandai bercerita dari awal hingga akhir cerita, berikut aku hanya menampilkan sinopsis..(Sekalian biar tidak membocorkan akhir cerita :))

Buku ini bercerita tentang 7 anak Amerika bersaudara yang mengunjungi museum taman-taman Jepang di Boston. Pada awalnya segalanya tampak normal, sampai adik perempuan mereka yang paling bungsu, Harriet Kecil, menghilang di balik salah satu Taman Jepang. Saudara-saudaranya mencarinya, dan kemudian terseret ke negeri yang sangat asing bagi mereka, yaitu Jepang. Dengan mengandalkan jejak-jejak yang ada, mereka berusaha menyelamatkan Harriet Kecil yang ternyata telah diculik oleh salah satu Prajurit Iblis (Oni) untuk dijadikan persembahan pada Dewa.
Di negeri tersebut, mereka juga bertemu dengan seorang anak Jepang bernama Kiyoshi-chan, yang berumur 11 tahun dan sangat menyukai baseball dan sumo, yang secara tidak sengaja, juga ikut terlibat dalam petualangan ini.

Kesanku tentang buku ini,
Pengarangnya (Wayne Shorey) benar-benar mampu memadukan unsur fantasi, petualangan, olahraga dan budaya dengan apik.. Beliau banyak menggunakan istilah Jepang di buku ini (Mungkin karena beliau sendiri lahir dan dibesarkan di Jepang). Sayangnya, tidak dijelaskan secara rinci arti kata-kata tersebut di 1 halaman khusus, yang mungkin membuat orang yang awam mengenai Jepang, kebingungan.(Karena aku tidak mengetahui banyak tentang sumo, jadi istilah-istilah sumo dan jalan permainannya membuatku bingung).
Di samping itu, beliau juga banyak menyuguhkan humor-humor ringan di dalamnya, sehingga buku ini tidak terkesan terlalu serius atau berat dan ringan.

Hampir di setiap buku (terutama buku cerita) pasti memiliki tokoh utama (dan biasanya 1).. Namun, buku ini terbilang unik bagiku. Di kala membaca awal-awal chapter, mungkin kau akan mengira tokoh utama cerita ini adalah Kiyoshi (dan Wayne Shorey juga menganggapnya begitu). Namun, bagiku, di buku ini setiap anak mendapat perannya masing-masing, dan tokoh Kiyoshi terbilang jarang sekali muncul dan terlibat. Memang Kiyoshi juga punya peran penting ketika melawan Prajurit Iblis di pertandingan sumo, namun tidak di bagian cerita yang lain..
Inti dan kesimpulanku, ke 7 anak itulah yang menjadi tokoh-tokoh utama di buku tersebut. Dan Kiyoshi hanya sebagai peran pembantu saja.

Buku ini cocok dibaca untuk anak-anak dan remaja (meskipun dibukunya tertulis untuk Young Adult.), karena karakter-karakter di sini sendiri adalah anak-anak dan remaja, yang memiliki karakter dan kelucuannya masing-masing.

Terakhir, menilai dari ceritanya, buku ini layak untuk diangkat ke layar lebar (entah dijadikan film atau animasi). Bagiku, jika aku memiliki studio animasi sendiri, aku ingin sekali mengangkat cerita ini jadi animasi.. :")


Dan demikian artikel kali ini kubuat.. Mungkin kalimat yang kubuat terlihat tidak teratur dan terkesan belepotan. Harap maklum. Semoga artikel ini berguna ya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar